Yth. Pak Menteri,
Pemotongan budget pertahanan memang membuat ketidakstabilan pertahanan dan hal ini sangat terasa bila kita ingin menerapkan MEF. MEF pun masih perlu dipertanyakan seberapa besar kekuatan yang dibutuhkan untuk mencapai MEF sehingga kita dapat menghitung berapa biaya yang dibutuhkan dalam pembangunannya.
Pada tahun 2007, Kasal merencanakan suatu gelar armada dan sudah disosialisasikan. Sebuah gagasan yang bagus untuk menjaga negara kepulauan/NKRI. Sayangnya belum terlihat hasilnya. 🙂
Sementara AD dan AU masih dalam proses. Dan Dephan mengajukan RUU komponen cadangan dan komponen pendukung juga masih dalam proses.
Seandainya RUU komponen Cadangan dan Pendukung diresmikan menjadi UU mungkin agak ringan tugas yang diemban Dephan.
Semoga berhasil
Mudah-mudahan … Indonesia Bisa
mengatasi
salam hormat
Yth Pak Juwono, para siswa Diklatpim dan Suspimjemenhan menunggu artikel-artikel baru Bapak di blog ini untuk dijadikan topik dalam diskusi mereka seputar masalah pertahanan negara. Semoga dicelah-celah kesibukan, Bapak sempat posting! Salam!
Kami adalah lulusan Akademi Militer 1999, yang pernah diberi kesempatan oleh TNI dan Bapak, untuk berbagi wawasan dengan rekan-rekan mahasiswa sipil dalam forum Dialog Nasional Mahasiswa Indonesia, yang diprakarsai oleh rekan-rekan dari UI.
Kami pun sangat bangga dan senang, mendapat kesempatan emas untuk berdiskusi dengan Bapak di ruang kerja Mendikbud, pada tanggal 8 Maret 1999, yang dilanjutkan dengan acara makan siang bersama.
Saat ini, Kami berdinas di Mabes TNI Cilangkap, setelah tour of duty dan area selama 8 tahun di satuan kavaleri, mulai jabatan Danton, Pasiops, sampai Danki, dan mulai penugasan Aceh sampai Libanon.
Kami mempunyai beberapa gagasan tentang bentuk hubungan sipil-militer yang dimulai dari sejak masa remaja melalui pendekatan komunikasi, kepemimpinan, jiwa juang, integritas dan nasionalisme. Pertanyaannya, bisakah kami mendapatkan alamat email Bapak untuk menyalurkan gagasan dan pemikiran ini. Tulisan ini lebih bersifat universal ketimbang militer dan diilhami dari buah arahan saat berdiskusi dengan Bapak.
Sebagai informasi, beberapa buah pemikiran kami yang telah diaplikasikan oleh TNI diantaranya adalah ttg Membangun sikap kewaspadaan Generasi muda (2002), Pendayagunaan Public Relation TNI dalam rangka meningkatkan citra TNI di masa depan (2002), Meningkatkan wawasan kebangsaan (2003), Konsep Penyelesaian Konflik Aceh (2004), Strategi Public Relation TNI di daerah konflik Aceh (2005), TNI dan Bencana Alam (2006)
I agree and should be like that. The biggest problem is the government as a whole itself. The system is not running as it should be currently. Again I could only see those idea could only be possible when we have a ‘super human’ on the top post. Without it, i think it is impossible. But, it is better late than never.
Kami telah membaca pada koran harian “Kompas” beberapa hari yang lalu, ditulis bahwa Dephan akan mendirikan “Universitas Pertahanan” yang konsepnya sudah ada sejak satu-dua tahun yang lalu. Kami sangat mendukung didirikannya universitas tersebut karena sebagai negara kepulauan yang berada pada posisi strategis, bahkan saat ini Negara Indonesia diklaim sebagai posisi yang sebenarnya dari benua Atlantis yang hilang pada puluhan ribu tahun yang lalu ( penemuan ini dinyatakan oleh Prof. Arysio Santos dari Brazil, setelah melakukan penelitian 30 tahun; baca atlantsipublications.com ) penemuan ini membantah hasil penelitian Plato.
Singkat kata dinyatakan bahwa Indonesia merupakan Benua Atlantis yang sebenarnya, bukan Samudera Atlantis, memang ada beberapa petunjuk yang mendukung penemuan baru tersebut, maka dengan tambahan informasi tentang Indonesia harus membuat kita tetap menjaga keutuhan bangsa dan meningkatkan kewaspadaan.
Kami menyarankan tentang pemberian nama “Universitas Pertahanan” mohon sebaiknya dikaji ulang karena “Universitas” mengartikan “Universal” sehingga perlu adanya beberapa fakultas diluar fakultas yang membidangi pertahanan.
Jika hal tersebut yang dimaksud oleh Dephan, sebenarnya kita sudah memiliki “Universitas Pembangunan Nasional / UPN” yang dapat kita berdayakan dan ditingkatkan.
(Sekolah Tinggi Hukum Militer yang dalam KEPPRES Nomor 49 Tahun 1994 tentang Pendirian Sekolah Tinggi Hukum Militer “AHM-PTHM, dinyatakan termasuk juga dalam pembinaan Dephan).
Namun, Jika yang dimaksud Dephan adalah untuk perguruan tinggi kekhususan seperti halnya “Institut Ilmu Pemerintahan” atau “Sekolah Tinggi Hukum Militer” atau “Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri”, Kami menyarankan dibuat dengan nama perguruan tinggi yang kekhususan pula, antara lain sebagai contoh “Institut Pertahanan Nasional” atau “Sekolah Tinggi Ilmu Pertahanan” sehingga kekhususannya nanti lebih jelas, konsep visi dan misi pendidikannya menjadi lebih terarah pada Pertahanan negara.
Mohon maaf Pak Menteri, Jika ternyata kami yang telah salah mengartikan nama “ Universitas Pertahanan ”.
Kami bercita-cita untuk dapat menempuh pendidikan di perguruan tinggi tersebut nantinya. Sukses selalu Pak Menteri..
Yth. Pak Menteri,
Pemotongan budget pertahanan memang membuat ketidakstabilan pertahanan dan hal ini sangat terasa bila kita ingin menerapkan MEF. MEF pun masih perlu dipertanyakan seberapa besar kekuatan yang dibutuhkan untuk mencapai MEF sehingga kita dapat menghitung berapa biaya yang dibutuhkan dalam pembangunannya.
Pada tahun 2007, Kasal merencanakan suatu gelar armada dan sudah disosialisasikan. Sebuah gagasan yang bagus untuk menjaga negara kepulauan/NKRI. Sayangnya belum terlihat hasilnya. 🙂
Sementara AD dan AU masih dalam proses. Dan Dephan mengajukan RUU komponen cadangan dan komponen pendukung juga masih dalam proses.
Seandainya RUU komponen Cadangan dan Pendukung diresmikan menjadi UU mungkin agak ringan tugas yang diemban Dephan.
Semoga berhasil
Mudah-mudahan … Indonesia Bisa
mengatasi
salam hormat
Yth Pak Juwono, para siswa Diklatpim dan Suspimjemenhan menunggu artikel-artikel baru Bapak di blog ini untuk dijadikan topik dalam diskusi mereka seputar masalah pertahanan negara. Semoga dicelah-celah kesibukan, Bapak sempat posting! Salam!
Yth Bapak Juwono
Kami adalah lulusan Akademi Militer 1999, yang pernah diberi kesempatan oleh TNI dan Bapak, untuk berbagi wawasan dengan rekan-rekan mahasiswa sipil dalam forum Dialog Nasional Mahasiswa Indonesia, yang diprakarsai oleh rekan-rekan dari UI.
Kami pun sangat bangga dan senang, mendapat kesempatan emas untuk berdiskusi dengan Bapak di ruang kerja Mendikbud, pada tanggal 8 Maret 1999, yang dilanjutkan dengan acara makan siang bersama.
Saat ini, Kami berdinas di Mabes TNI Cilangkap, setelah tour of duty dan area selama 8 tahun di satuan kavaleri, mulai jabatan Danton, Pasiops, sampai Danki, dan mulai penugasan Aceh sampai Libanon.
Kami mempunyai beberapa gagasan tentang bentuk hubungan sipil-militer yang dimulai dari sejak masa remaja melalui pendekatan komunikasi, kepemimpinan, jiwa juang, integritas dan nasionalisme. Pertanyaannya, bisakah kami mendapatkan alamat email Bapak untuk menyalurkan gagasan dan pemikiran ini. Tulisan ini lebih bersifat universal ketimbang militer dan diilhami dari buah arahan saat berdiskusi dengan Bapak.
Sebagai informasi, beberapa buah pemikiran kami yang telah diaplikasikan oleh TNI diantaranya adalah ttg Membangun sikap kewaspadaan Generasi muda (2002), Pendayagunaan Public Relation TNI dalam rangka meningkatkan citra TNI di masa depan (2002), Meningkatkan wawasan kebangsaan (2003), Konsep Penyelesaian Konflik Aceh (2004), Strategi Public Relation TNI di daerah konflik Aceh (2005), TNI dan Bencana Alam (2006)
Terima kasih atas perhatian Bapak.
Horemat Kami,
-Kapten Kav M.Iftitah Sulaiman S-
tidar_960070@yahoo.com
I agree and should be like that. The biggest problem is the government as a whole itself. The system is not running as it should be currently. Again I could only see those idea could only be possible when we have a ‘super human’ on the top post. Without it, i think it is impossible. But, it is better late than never.
Yth. Bapak Juwono.
Kami telah membaca pada koran harian “Kompas” beberapa hari yang lalu, ditulis bahwa Dephan akan mendirikan “Universitas Pertahanan” yang konsepnya sudah ada sejak satu-dua tahun yang lalu. Kami sangat mendukung didirikannya universitas tersebut karena sebagai negara kepulauan yang berada pada posisi strategis, bahkan saat ini Negara Indonesia diklaim sebagai posisi yang sebenarnya dari benua Atlantis yang hilang pada puluhan ribu tahun yang lalu ( penemuan ini dinyatakan oleh Prof. Arysio Santos dari Brazil, setelah melakukan penelitian 30 tahun; baca atlantsipublications.com ) penemuan ini membantah hasil penelitian Plato.
Singkat kata dinyatakan bahwa Indonesia merupakan Benua Atlantis yang sebenarnya, bukan Samudera Atlantis, memang ada beberapa petunjuk yang mendukung penemuan baru tersebut, maka dengan tambahan informasi tentang Indonesia harus membuat kita tetap menjaga keutuhan bangsa dan meningkatkan kewaspadaan.
Kami menyarankan tentang pemberian nama “Universitas Pertahanan” mohon sebaiknya dikaji ulang karena “Universitas” mengartikan “Universal” sehingga perlu adanya beberapa fakultas diluar fakultas yang membidangi pertahanan.
Jika hal tersebut yang dimaksud oleh Dephan, sebenarnya kita sudah memiliki “Universitas Pembangunan Nasional / UPN” yang dapat kita berdayakan dan ditingkatkan.
(Sekolah Tinggi Hukum Militer yang dalam KEPPRES Nomor 49 Tahun 1994 tentang Pendirian Sekolah Tinggi Hukum Militer “AHM-PTHM, dinyatakan termasuk juga dalam pembinaan Dephan).
Namun, Jika yang dimaksud Dephan adalah untuk perguruan tinggi kekhususan seperti halnya “Institut Ilmu Pemerintahan” atau “Sekolah Tinggi Hukum Militer” atau “Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri”, Kami menyarankan dibuat dengan nama perguruan tinggi yang kekhususan pula, antara lain sebagai contoh “Institut Pertahanan Nasional” atau “Sekolah Tinggi Ilmu Pertahanan” sehingga kekhususannya nanti lebih jelas, konsep visi dan misi pendidikannya menjadi lebih terarah pada Pertahanan negara.
Mohon maaf Pak Menteri, Jika ternyata kami yang telah salah mengartikan nama “ Universitas Pertahanan ”.
Kami bercita-cita untuk dapat menempuh pendidikan di perguruan tinggi tersebut nantinya. Sukses selalu Pak Menteri..
Penulis :
Arief Fahmi Lubis, SE, MH
(Perwira Mahasiswa Sekolah Tinggi Hukum Militer)
arieflubis96_hukum@yahoo.co.id