
This photo taken from the book, Kilas Balik Revolusi: Kenangan, Pelaku dan Saksi, by Aboe Bakar Loebis. President Soekarno’s visit to India in 1950. Governor General C. Rajagopalachari greet President Soekarno and the First Lady, Fatmawati. Bottom-right photo, Prime Minister Nehru with both me and my sister.
Categories: Family
Tentu Pak Yu senang sekali diperkenankan Allah SWT terlibat secara langsung sebagai saksi hidup atas kondisi pada kurun waktu yg bersejarah tsb, 5 thn pascaproklamasi. Particularly, kondisi hubungan diplomatik kita dengan India.
Kami, generasi yg lahir di tahun 80-an, tidak seberuntung Pak Yu yg hanya bisa baca & menganalisis hal tsb cuma dari buku dan dokumen sejarah.
Semoga Indonesia kian membaik.Amin………
Considering the fact of what India has achieved so far, don’t you think that it is a huge leap for such a huge country twice the size of Indonesia?
I think, considering your being in India in the 1950s and your visits in recent times, you must have realized all these things.
When will, in your opinion, Indonesia achieve such a progress like India has achieved so far despite all of its contradictions?
pak.. calo2 senjata diawasi tuh. jangan sampe indonesia beli hawk dengan hara sukhoi kaya waktu jaman suharto dulu.
Pak….sebagai warga RI saya ingin agar TNI menjadi kuat dan disegani negara lain. Saya sarankan agar DEPHAN,LAPAN,LIPI,PT.DI,PINDAD segera mengembangkan/ memproduksi ROCKET/RUDAL dengan jarak jangkau menengah dan jauh untuk kepentingan pertahanan RI.
Tenaga ahli kita sangat mampu dalam hal system peroketan,tinggal mengembangkan saja. Lakukan terus ujicoba peluncuran rocket/rudal sampai mencapai hasil sempurna dan dapat diproduksi masal untuk TNI.
Jangan takut diawasi/ ditekan negara lain karena mereka juga giat mengembangkan secara diam diam. Kita (RI) selama beberapa dekade terlena/ dibodohi oleh kesepakatan “Military Balance” padahal negara tetangga kita terus memperkuat militernya dengan mengesampingkan kesepakatan tsb.
Cukup dengan mempunyai kemampuan mengembangkan/memproduksi Rocket/Rudal yang handal, saya yakin negara lain (apalagi tetangga) akan mikir seribu kali untuk mengganggu wilayah RI. Juga dalam gelar pasukan, kita harus menempatkan/mengarahkan rudal-rudal kita ke sasaran strategis musuh (atau yang di anggap/ potensial musuh) seperti ibu kota, obyek vital,dll, jika rudal kita tak mempunyai jarak jangkau yang cukup maka tempatkanlah rudal itu di daerah perbatasan yang terdekat dengan musuh potensial kita.
Keadaan politik & keamanan kawasan selalu cepat berubah setiap saat, kita tidak boleh meremehkannya dengan selalu mengatakan “tidak ada musuh potensial dari luar”, ubahlah cara berfikir seperti itu. Mohon dipertimbangkan saran tersebut. HIDUP RI & HIDUP TNI.
Sugeng
Sometime, I still wonder how silly people enjoy to post comment not related with the topic. Not even close. It should be considered as spam anyway.
Back to topic:
I wonder with the following quote
Does ‘me’ refer to you, Mr. Sudarsono or to the author of the book, Aboe Bakar Loebis?